Anomali yang tak ku fahami

Kau anomali.

Observasi ku salah.

Kurang tepat, mungkin…

tetapi salah, belum pernah

Kau anomali.

Ku fikir celik lagi waras

namun kau ANOMALI

tak pantas ku baca

gagal ku kupas.

Kau anomali

sukar di definisi.

Perkabungan

Aku berkabung

tanpa jenazah yang perlu diusung

Aku berkabung

dalam hujan yang tak menitik,

tak basah dan tak sejuk

Esak ku tawa,

tangis ku dekah berderai

Hati ku tampal ‘koyok’

seperti yang kau minta

Biar deritanya tak zahir di mata

si dia yang buta

Aku berkabung

demi kau bahagia.

Hatiku...

Hatiku dah tak larat, hatiku dah penat, hatiku dah tak terbeban, hatiku dah tak tersarat. Helah kau insurans rasa bersalahmu, harapan agar kurang berat di dada, tapi penipuan juga pilihanmu, biar aku tampak BODOH lagi cela! biar hatiku terus tak terbawa…

Helahmu

dan

hatiku

tak

akan

pernah

seiring.

Cukup tamat kita di sini. Hatiku tak tertanggung!

Langit Mengerti

Langit mengerti

lalu menyimbahkan takziahnya

simpati akan aku yang kehilangan

Rakan yang ku pegang jadi sahabat

Kawan yang ku biar akrab

Langit mengerti

lalu memuntahkan amarahnya

Sahabat yang dulu ku pegang percayanya

kini berpimpin tangan dengan yang lainnya

Teman yang dulu akrab

seolah kini membiarkan aku ‘tertiarap’

Langit mengerti

lalu iring laguku sepi.

cermin vs. aku

menyampah betul pandang cermin
HOLLOW
there's a silly girl staring at me
DUMB
there's boredom in her eyes
SILENT
there's lifelessness in her figure,
MATI
there's emptiness in her heart
LOHONG
and
there's me...

Poem in progress

Unfamiliar and familiar faces
staring on me
Gazing me up and down
Some with sharp curious eyes
Some with teary read ones
Many were anxious.

I felt naked
Undress me did they?

One by one
the faces I recognized
yet failed to remember
came near me
Almost kissing my ears
they whisper.

Strange.

I heard the clock ticking near
the fan spinning fast
and beep beep beep of a weird box

But...
what were they whispering?